0

beternak ikan lele

Minggu, 17 November 2013

by : hidayat tulloh

Panduan lengkap budidaya ikan lele

Panduan praktis budidaya ikan leleBudidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya yang terus berkembang. Pemerintah juga gencar memberikan dukungan melalui riset benih lele unggul dan kampanye gerakan makan ikan. Sehingga bermunculan sentra-sentra budidaya ikan lele di sejumlah daerah.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, budidaya ikan lele sebaiknya tidak dilakukan secara sampingan atau sekadar kegiatan subsisten. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan daging yang baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas budidaya ikan lele segmen pembesaran. Berikut kami uraikan tahap-tahap persiapannya.

Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan dan ketersediaan tenaga kerja terampil. Lalu, cocokkan dengan sumber dana yang kita miliki. Perlu diperhatikan bahwa setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita hanya membahas kolam tanah saja, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan.

a. Pengeringan dan pengolahan tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari sisa-sisa priode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Selain penggemburan, lakukan pengangkatan lapisan lumpur hitam berbau busuk yang biasanya terdapat di dasar kolam. Karena lumpur hitam tersebut menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak habis pada periode budidaya ikan lele sebelumnya.

b. Pengapuran dan pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran dasar kolam adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang digunakan bisa pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosis pupuk organik sebanyak 250-500 gram per meter persegi, pupuk urea 15 gram per meter persegi dan TSP 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton dan cacing. Hewan atau tumbuhan tersebut berguna untuk makanan ikan lele alami.

c. Pengaturan air kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam harus dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Pada ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, baru benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

Pemilihan benih ikan lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Benih yang akan digunakan dalam budidaya ikan lele hendaklah dari jenis benih unggul. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan lele budidaya. Dalam artikel ini kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Alasannya, ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. Dimana kualitas dari lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai ikan lele sangkuriang silakan baca asal-usul ikan lele sangkuriang.

a. Syarat benih unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Benih yang kualitasnya buruk tidak bisa menghasilkan dengan maksimal dan rentan terhadap serangan penyakit. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakan renangnya, coba tempatkan ikan pada arus air, jika ikan tersebut menantang arah arus air berarti gerakan renangnya normal.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele sebaiknya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara menebar benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terhadap benih. Caranya, masukan benih yang baru datang dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

Pakan untuk budidaya ikan lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding bertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian pakan utama

Pakan yang baik harus mengandung nutrisi yang diperlukan oleh ikan lele. Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Apabila pakan dirasa terlalu mahal kita juga bisa membuat pakan alternatif, silahkan baca membuat sendiri pakan lele alternatif.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Cara pemberiannya berdasarkan bobot ikan setiap 10 hari. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Harus diingat, ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian makan lebih banyak pada sore dan malam hari. Pakan diberikan dengan ditebar. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

b. Pemberian pakan tambahan

Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang memang cukup menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.

Pengelolaan air

Hal penting lainnya dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Walaupun ikan lele bisa hidup dalam kondisi air yang buruk, untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Oleh karena itu, apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan memberikan pakan. Apabila dalam memberikan pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan. Selain itu, apabila air terlihat berkurang karena penguapan atau kebocoran kolam, segera tambahkan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.

Panen budidaya ikan lele

Pemanenan budidaya ikan lele untuk konsumsi dalam negeri biasanya berukuran 9-12 kg per ekor. Untuk mencapai ukuran konsumsi dari benih sebesar 5-7 cm dibutuhkan waktu sekitar 2,5 sampai 3,5 bulan dari awal benih ditebar. Sedangkan untuk ekspor, berat ikan lele bisa mencapai 500 gram per ekor.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen hendaknya disortasi terlebih dahulu untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran ini berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
0

peradaban pulau kereta


 by ;  hidayat tulloh
PERADABAN PULAU KRETA (2600 SM - 2000 SM)

Sejarah Eropa Kuno berawal dari kehidupan masyarakat Pulau Kreta yang terletak disebelah selatan Yunani dengan pusat pemerintahannya di Knossus. Selain Knossus masih ada kota-kota besar yang lain yaitu Phaestos, Tylissos, Hanos. Letak PulauKreta sangat strategis yakni di tengah-tengah jalur pelayaran antara Mesir, Yunani danMesopotamia. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Kreta untukhidup dari sektor pelayaran dan perdagangan. Selain itu Pulau Kreta juga menjadijembatan budaya antara Asia, Afrika dan Eropa.Sumber-sumber apakah yangmengisahkan mengenai sejarah Pulau Kreta ? Sejarah Pulau Kreta dapat diketahui darikarya sastra berupa legenda dan mitologi karangan penyair Homerus yang berjudulIlliad dan Odysseia. Homerus menceritakan Pulau Kreta yang indah permai, memilikitidak kurang dari 90 kota. Uraian tersebut diperkuat oleh Sir Arthur Evans dari Inggrisyang pertama kali melakukan penggalian pada tahun 1878 M. Dengan penggaliantersebut ditemukan bukti-bukti arkeologi mengenai kejayaan Pulau Kreta di masa yanglalu.
 Dari kegiatan pelayaran dan perdagangan telah menyebabkan tingkat kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat Pulau Kreta. Kota-kota pusat perdagangan seperti Knossus dan Phaestos telah tertatadengan baik. Bangunnan gedung pada umumnya terbuat dari batu bata serta adabangunan yang bertingkat.Di Knossus ditemukan reruntuhan istana yang berbentuk labyrinth (rumah siput).Perhatikanlah gambar reruntuhan istana Knossus di bawah ini. Mengapa istanaKnossus berbentuk rumah siput ?Labyrinth berasal dari kata Labrys yang berarti ³mudah tersesat´. Bangunan istanadidesain demikian agar seseorang yang masuk akan mudah tersesat karena susunankamar-kamar, ruangan dan lorongnya ruwet untuk menghalangi para penjahat yangmasuk istana dan ingin menjarah kekayaan istana.Selain itu karena letaknya yang strategis tidak tertutup kemungkinan Pulau Kretamenjadi incaran bangsa lain untuk menaklukkan dan menguasainya. Masyarakat PulauKreta juga mengenal seni Lukis Fresko, seni porselin/gerabah, seni pahat pada gadingatau media yang lain dan seni kerajinan logam. Karya seni ini juga menghasilkanperalatan rumah tangga misalnya alat pertukangan, sepatu, pengecoran logam danlain-lain.Selain itu, mereka juga telah mengenal bentuk tulisan yang disebut tulisanMinos. Nama Minos berasal dari nama seorang raja besar di Pulau Kreta, bahkankebudayaan Pulau Kreta akhirnya disebut kebudayaan Minoa. Walaupun telahditemukan peninggalan tulisan namun sampai sekarang belum berhasil dibacasehingga sejarah Pulau Kreta belum dapat diungkap secara jelas.

Masa akhir kejayaan Pulau Kreta tak dapat digambarkan secara pasti. Menurut dugaanpara ahli ada kemungkinan karena bencana alam. Sekitar abad 15 S.M gunung Therayang letaknya 100 km. diutara Pulau Kreta meletus dan memuntahkan larvtumbuh-tumbuhan. Selain bencana alam, diduga ada invasi bangsa pendatang yangberasal dari ras Indo Jerman dari Asia Tengah yang bergerak ke Yunani kemudian kepulau Kreta.Selain dari letaknya peradaban Pulau Kreta tidak tertutup kemungkinanmendapat pengaruh dari Mesir dan Mesopotamia karena hubungan perdagangan danpelayaran seperti telah Anda baca pada uraian di atas. Setelah runtuh kebudayaanPulau Kreta berkembang di daratan Yunani mula-mula berada di kota Mycena (salahsatu daerah kekuasaan pemerintahan Pulau Kreta sebelumnya.) Itulah sebabnya PulauKreta disebut sebagai jembatan budaya Asia, Afrika dan Eropa.
a dan abuyang menutupi angkasa, menghalangi aktifitas kehidupan serta mematikan pelbaga
Kebudayaan Kreta (Crete, Kritti) merupakan salah satu peradaban yang sempat berjaya, hinggapada masa Raja Minos (periode Minoan),kejayaan bangsa ini mencapai puncak-nya. Pada waktuitu Raja Minos me-nguasai Laut Aegean, hingga Swedia, sehingga mampu menyatukan segenapdataran Eropa, Asia, dan Afrika. Kerajaan Minos telah memanfaatkan letak geografisnya yangstrategis, mengembangkan bidang pelayarannya dan memperkuat armada lautnya, armada inI merupakan angkatan laut yang pertama ada di dunia. Kehebatan armada maritim Minos telahberhasil membuat kerajaan ini membina hubungan dagang yang baik dengan Mesir, Syria,Babylon, Asia Kecil, dan lain ± lain, bahkan menjadi negara yang menguasai lautan, berbagaikepulauan di Laut Aegean ramai ± ramai membina hubungan de-ngan pertukaran duta negara,Swedia bahkan menyetor upeti pada Minos. Namun pada akhirnya bangsa ini hancur karenabencana alam.Pada tahun 1967, arkeolog Amerika berhasil menggali sebuah kota perdagangan di bawahlapisan abu gunung berapi di pulau Santorini setebal 60 meter. Setelah diteliti, kota ini terkubur disana pada tahun 1500 SM oleh abu akibat ledakan gunung berapi. Mungkin letusan itumerupakan letusan gunung berapi paling dasyat sepanjang sejarah manusia, luas area yangditutup oleh debu hasil letusan itu mencapai 62,5 km persegi, kota di atas pulau tersebuttertimbun hanya dalam sekejap mata oleh abu yang sedemikian tebal itu, sekaligus jugamembawa pengaruh besar terhadap pesisir Laut Tengah dan kepulauan sekitarnya. Berdasarkancatatan, Mesir pada waktu itu diselimuti oleh kegelap-an sepanjang hari selama 3 hari berturut ± turut. Selain itu ledakan tersebut juga mengakibatkan terjadinya gelombang Tsunami, denganombak yang mencapai 50 meter tingginya, gelombang maha dasyat tersebut telahmenenggelamkan seluruh kota dan desa di atas Pulau Crete, termasuk juga Kerajaan Minoan pun lenyap seketika.
0

Teori masuknya islam di indonesia

by : hidayat tulloh

Tiga Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Proses masuknya Islam ke Indonesia -sampai sekarang- masih dalam perdebatan panjang. Beberapa pertanyaan yang masih dalam perdebatan di antaranya, dari mana asal Islam di Indonesia, siapa pembawanya, dan terakhir kapan Islam masuk ke Nusantara. Untuk pertanyaan-pertanyaan ini terdapat perdebatan panjang di antara para ahli sejarawan. Disini akan dipaparkan beberapa teori tentang masuknya Islam ke Nusantara di antaranya:
1. Teori Gujarat
Kebanyakan sarjana asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua India. Pijnappel merupakan salah seorang sarjana yang mengkemukakan teori ini, dia mengaitkan asal-muasal Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermazhap Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India tersebut yang kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam berpijak kokoh di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara mereka orang muslim yang tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara. Kemudian mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu baru mereka disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Nusantara.
Selain mereka masih ada beberapa sarjana Belanda yang sepakat bahwa Islam di Nusantara datang dari Gujarat dengan alasan bahwa batu nisan yang terdapat di Pasai, salah satunya batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan juga terdapat di Jawa Timur, ternyata sama bentuknya dengan batu nisan yang terdapat di Cambay, Gujarat. Dengan beberapa alasan tersebut mereka meyimpulkan bahwa Islam di Nusantara berasal dari India.
2. Teori Arab
Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia menyatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasioal sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Selain Hamka, Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Nusantara.
Asumsi ini diperkuat dengan adanya sumber Cina yang menyebutkan bahwa, menjelang akhir perempatan abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Sebagian orang-orang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal. Menurut Arnold anggota-anggota komunitas Muslim ini juga melakukan –kegiatan-kegiatan penyebaran Islam.
3. Teori Persia
Pembangun teori Persia ini adalah Hoesein Djajaningrat. Teori Persia lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan Persia di antaranya, pertama, peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi’ah atas kematian Husain. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Asyura dan perayaan tabut.
Kedua, adanya kesamaan ajaran antara ajaran Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran yaitu al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj sudah meninggal, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syaikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya. Dengan kenyataan-kenyataan tersebut maka Hoesein menyimpulkan bahwa Islam di Nusantara berasal dari Persia.
Keterangan di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan pendapa tentang darimana, dan kapan masuknya Islam ke Nusantara. Sementara untuk pertanyaan siapa yang membawa Islam ke Nusantara para sejarawan di atas kelihatannya sepakat bahwa Islam di bawa oleh para pedagang.
Menurut Azyumardi Azra ada beberapa kelemahan-kelemahan dari teori-teori yang dikemukaan diatas, pertama teori india yang dikembangkan oleh sarjana-sarjana Belanda, kelemahan ini terlihat ketika pada masa itu India diperintah oleh seorang yang beragama Hindu, selain itu kelemahan teori ini terlihat dari pemahaman keagamaan atau mazhab yang dianut oleh masyarkat India dan Nusantara, yang mana India memegang mazhab Hanafi sementara Nusantara bermazhab Syafi’i.
Kedua, teori Arab yang mengatakan bahwa Islam masuk pada Abad ke-7/8M. yang dibawa oleh para pedagang Muslim, teori ini kelihatan lemah ketika adanya keterangan yang mengatakan bahwa ketika di tanah Arab dipimpin oleh khalifah Umayyah Raja Sriwijaya pernah mengirim surat kepada dua raja Arab, yaitu Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Umar bin Abdul Aziz, dimana raja Sriwijaya meminta kepada raja Arab (Bani Umayyah) untuk mengutus seorang yang mempunyai pemahaman agama yang baik untuk mengajarkannya tentang Islam. Maka hal ini menunjukkan bahwa para pedagang yang datang ke Nusantara pada abad ini tidak menyebarkan agama Islam melainkan hanya tujuan ekonomi. Selain itu teori ini dianggap lemah karena tidak adanya bukti bahwa adanya penduduk lokal yang masuk Islam pada abad ini.
Melihat dari kelemahan-kelemahan tersebut kemudian Azyumardi Azra mengelurakan pendapatnya tentang masuknya Islam ke Nusantara. Sepertinya azra secara tidak langsung agak setuju dengan datangnya Islam di Nusantara pada abad ke-7 namun, baru dianut oleh para pedangang-pedangang Arab yang berdagang di Nusantara, Islam mulai tersebar dan baru dianut oleh masyarakat Nusantara pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang di anut oleh masyarakat Nusantara ialah Islam sufistik, karena pada masa al-Gazali muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang datang dan menyebarkan Islam di Nusantara.(YS)
0

sejarah sepak bola


by : hidayat tulloh
Sejarah Sepak Bola


Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang berbeda-beda.

Menurut Bill Muray, pakar sejarah sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sejarah Yunani Purba juga mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, permainan menggunakan bola. Bukti itu tergambar pada relief-relief di dinding museum yang melukiskan anak muda memegang bola bulat dan memainkannya dengan paha.

Sepak bola juga disebut-sebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut tsu chu. Tsu mempunyai arti "menerjang bola dengan kaki". Sedangkan chu, berarti "bola dari kulit dan ada isinya". Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.

Jepang pun tidak mau ketinggalan. Sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi udara.

Yang menarik, ada legenda pada abad pertengahan. Konon saat itu, seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak, ditendang satu diantara warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa itu, bola dilanjutkan ditendang ke desa selanjutnya.

Kelahiran sepak bola modern memang lahir dari Inggris. Keberadaannya pun digunakan sebagai olah raga "perang". Saat itu ada semacam kepentingan pelampiasan antara Inggris dan Scotland. Satu bola diperebutkan dua kampung. Permainannya pun cenderung kasar dan brutal. Gak heran kalau akhirnya banyak makan korban. Ada kisah yang menyeramkan pula. Bahwa sepak bola kuno di timur Inggris bukan menggunakan bola, melainkan kepala musuh prajurit perang lawan. Dengan cara dan pola permainan seperti itu, maka sepak bola akhirnya dilarang oleh pemerintahan Inggris.

King Edward III tahun 1331 mengeluarkan aturan untuk menghentikan permainan brutal ini. Sementara di Scotland, King James 1 pada tahun 1424 memproklamirkan kepada semua pria untuk tidak main bola - "That no man play at the Fute-ball".

Sayangnya, sepak bola sudah sangat populer hingga tidak ada yang bisa menghentikan permainan ini di masyarakat. Pada tahun 1815 sebuah kampus ternama di Inggris, Eton College mencoba membuat aturan permainan sepak bola. Aturan ini berkembang dan diterapkan di banyak perguruan tinggi, dimodifikasi hingga dikenal dengan nama Cambridge Rules tahun 1848. Namun pada perkembangannya pun aturan ini terpilah menjadi dua aturan besar, yaitu aturan Rugby School dan aturan Cambridge. Yang membedakannya saat itu adalah bola yang boleh dipegang dan dibawa berlari.

Pada tanggal 26 October 1863, sebelas klub dan sekolah London mengirimkan perwakilannya untuk sebuah pertemuan di Freemanson's Tavern untuk mengkukuhkan satu peraturan mendasar untuk aturan permainan yang akan mereka mainkan. Dari pertemuan ini lah lahir The Football Association. Kekuatan kelompok ini makin solid hingga membuat gerah penggemar Rugby. Pada tanggal 8 Desember 1863 para rugger (sebutan untuk rugby) memutuskan untuk berpisah. Kini ada Rugby School dan The Football Association.

Pada tahun 1869, para anggota The Football Association (sering disebut Asscociation) mulai mengkukuhkan larangan memegang bola saat bermain. Ini adalah awal aturan hands-ball.

Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQN_RXVnMhLAJF5NsxyhmVdfg5qgZ8gOOj7384V1vKjwY7SqUBY8g

Description: http://animasku.com/wp-content/uploads/2013/06/Sepak-Bola.jpg
0

sejarah romawi


 by : hidayat tulloh
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.

Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.

“Menurut berita2 lama, Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva, turunan Aenas –seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani”

Orang-orang Romawi memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Dewa-dewa yang dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain :
1).Jupiter (raja dewa-dewa) 2. Yuno (dewi rumah tangga) 3. Minerus (dewi pengetahuan) 4. Venus (dewi kecantikan) 5. Mars (dewa perang) 6. Neptenus (dewa laut) 7. Diana (dewi perburuan) 8. Bacchus (dewa anggur)
Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu persatu, baik dengan jalan kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah.

Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima besar.

Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.

Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan bahkan sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa mutlak Julius Caesar juga mengembangkan kalender baru yang disebut kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian diperbaharui oleh Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius. Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap mempertahankan sistem pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai Romawi kembali dan berkuasa secara diktator.
Dalam kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga ia dapat berkuasa cukup lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar “Augustus” yang artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas pemerintahan pada masa Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.

Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi sendiri.
Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan hidup bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi.

Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori, tetapi pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.
Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh budaya Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah.

Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.

Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.

Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia.

Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.

Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya lebih sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar.

Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa Yunani. Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes, Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang logam.

Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah dengan cara melukis pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh orang-orang Romawi ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat pengaruh basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi. Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah yang terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan pengantin perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah, seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga.

Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan semangat dan perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan berupa bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun, setelah menjadi kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus, seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani.
Setiap kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa bangunan monumen. Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan sebagai sarana untuk menunjukan jasanya kepada negara. Maka sejak kiasar-kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah dengan menggunakan bahan dari marmer.

Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan monmen tersebut antara lain:
1. Kuil Zeus yang didirikan di Olympia.
2. Kuil Jupiter Heliopalitanus di ba’albek (syria)
3. Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan untuk gereja.
4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM.
Mousoleum merupakan bangunan yang berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen yang indah.
5. Teater di Pompeii, solona, dan Asperados.
6. Amphiteater
Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang dipergunakan untuk pertunjukan mengadu benteng dan untuk perkelahian gladiator, tempat duduk penonton berkeliling, semakin kebelakang semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695 SM) dipergunakan untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus), tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua.
7. Thermen
Merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat dan dingin.
8. Bangunan istana
9. Gerbang kemenengan
10. Tiang kemenangan
Pada masa Gothik (100 – 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan masyarakat Romawi, malahan sebaliknya.

Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).
Periode Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran romawi mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M.

Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma sendiri secara sembuyi-sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah.

Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan kebiasaan untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan kegiatan agama. Dari seringnya diadakan perkumpulan, kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya berbentuk manusia dan binatang yang digambarkan secara simbolik untuk kepentingan agama kristen. Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai “gembala yang baik”. Pada umumnya yang mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada agama kristen. Namun, justru “seniman-seniman” Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad pertengahan.

Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang. Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad ke-6.

Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat dan berkubah serta menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang. Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan gereja St.Andrea di Mantua dan gereja St.Novella di Feirence.

PERADABAN KUNO EROPA
Peradaban Kuno Eropa ada 3, yaitu Peradaban Yunani, Peradaban Romawi, Dan Peradaban Pulau Kreta.

A. Peradaban Yunani

A.1 Letak Geograpis
Yunani terletak diujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani

A.2 Penduduk
Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk asli yang terdiri dari petani.
Mereka membentuk suatu kelompok – kelompok kota yang disebut Polis. Polis-polis yang terkenal adalah : Athena, Sparta dan Thebe.

A.3 Kesenian
Pada masa kejayaan Yunani banyak dibangun kuil-kuil. Dan yang terkenal adalah Acroplis dan Kuil Dewa Zeus. Mereka juga telah bisa membangun teater yang mampu menampung 15.000 penonton. Seni satranya pun berkembang dengan baik. Pengarang sastra Yunani yang terkenal adalah Homerus dengan karyanya yang berjudul Illyas.
A.4 Ilmu Pengetahuan Yunani
Yunani telah memiliki berbagai macam teknologi, diantaranya:
1. Menciptakan perahu layar.
2. Membuat barang-barang dari tanah liat.
3. Menghasilkan karya arsitektus seperti Kuil Dewa Zeus.
4. Mengembangkan industri dan perdagangan.
5. Menghasilkan benda-benda logam untuk keperluan perang.

A.5 Pemerintahan dan Hukum
Polis-polis yang terkemuka di Yunani:
1. Polis Athena memimpin Yunani dari tahun 450-404 SM, pada masa ini kehidupan dalam masyarakat demokratis, bebas berpikir dan berkarya. Dan muncul filosof-filosof besar yang terkenal : Socrates.
2. Polis Sparta, memerintah Yunani dari tahun 404 SM. Bangsa Sparta memerintah secara Militer dan kekerasan. Pada masa ini ilmu tidak berkembang
3. Polis Thebe memerintah Yunani 371 SMolis Thebe berhasil mengalahkan polis SpartaAnatara polis-polis ini selalu berperang sehingga akhirnya Yunani pun menjadi lemah.Yunani berhasil dikuasai oleh Filipus Raja Macedonia pada tahun 338 – 336 SM.

A.6 Filsafat
Hasil pemikiran dan karya-karya filsafat bangsa Yunani, telah diterjemahkan dan dipelajari hingga kini. Para filsuf yunani merupakan konseptor yang meletakkan dasar-dasar alam pikiran filsafat Eropa.Hasil filsafat Bangsa Yunani banyak diterjemahkan dan ditafsirkan oleh filsuf Islam, dan melalui kesusteraan Islam ini pikiran filsafat Yunani masuk ke Persia dan negara-negara Asia lainnya.

Ciri-ciri Filsafat Yunani :
• Metode berpikir logis, rasional dan sistematis
• Cara penyelidikan terhadap gejala alam hingga ke detailnya. Filsafat ini menghasilkan hasil yang nyata dari segi pengetahuan alam dan sosial.

Filsuf Yunani
• Socrates, dengan ajarannya tentang Ilmu Kebijakan (filsafat etika) atau kesusilaan dengan logika sebagai dasar untuk membahasnya,
• Plato, dengan ajarannya mengenai ilmu ketatanegaraan dan undang-undang.
• Aristoteles, dengan ajarannya dalam bidang biologi dan filsafat sehingga sering disebut sebagai ahli biologi dan filsafat.
• Hipokrates, dengan ajarannya menyangkut kode etik dokter (sumpah dokter)

A.7. Kepercayaan bangsa Yunani
Kepercayaan bangsa Yunani adalah memuja dewa-dewa, diantaranya :
• Zeus, Bapak para Dewa yang menguasai langit dan bumi
• Hera, Dewi perkawinan
• Ares, Dewa perang
• Hermes, Dewa perdagangan
• Aphrodite, Dewi kecantikan

B. Peradaban Romawi

B.1. Letak Geografis
Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan Barat.
Terletak di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Batas-batasnya adalah :
• Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang.
• Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis.
• Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria.
• Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.

B.2. Perkembangan Sejarah Romawi

(a) Periode 1000 – 510 SM Zaman Kerajaan
Pada masa ini Semenanjung Apenina dihuni oleh bangsa pendatang dari Laut Kaspia sedangkan di bagian Selatan di huni oleh bangsa Funisia dan Yunani. Diantara mereka terjadi percampuran sehingga melahirkan bangsa Romawi

Kota Roma didirikan menurut Vergilius dalam karyanya Aenens, kota Roma didirikan 1754 SM. Kota Roma didirikan oleh Romulus anak Aeneis dan Lavinia putri Latinus (Raja negeri Latinum) yang telah membunuh saudara kembarnya Remus.

Kerajaan Roma diperintah seorang raja yang merangkap sebagai panglima perang dan hakim tinggi. Dalam menjalankan pemerintahannya Raja dibantu oleh Senat, yang terdiri 300 orang golongan patricier (bangsawan). Roma menjadi negara Republik yang dikuasai kaum bangsawan (Aristokrasi)
(b) Periode 510 –31 SM Zaman Republik
Pada masa ini Roma berbentuk Republik yang pemerintahannya dijalankan oleh dua orang Konsul yang dipilih oleh rakyat. Kemudian dibentuk dewan yang terdiri :
• Senat, yaitu golongan bangsawan
• Dewan Perwakilan Rakyat, sebagian besar kaum bangsawan, hanya 4 orang golongan rakyat biasa. Dan 4 orang ini mempunyai Hak Veto.

Sering terjadinya pertentangan antara golongan bangsawan dan Rakyat biasa sehingga golongan rakyat mengungsi ke pegunungan. Hal ini menyebabkan golongan bangsawan menderita. Akibatnya golongan rakyat dipanggil dan diadakan perundingan sehingga menghasilkan kesepakatan persamaan hak yang dituangkan dalam "Twaalftafelenwet" yaitu 12 meja batu undang-undang.

(c) Periode 31 SM – 476 M Zaman Kekaisaran
Kaisar-kaisar yang pernah memerintah adalah :
• Kaisar Octavianus dengan gelar Kaisar Agustus dan Princeps Civitas (warga tertinggi yang terpilih,yang adil dan bijaksana) adalah peletak dasar kekaisaran Romawi. Wilayahnya meliputi Afrika Utara, Asia Barat, dan sebagian besar Eropa.Kaisar Octavianus berkuasa hingga tahun 14 M, Hal penting yang ia wariskan adalah dimulainya penanggalan Masehi yang bertepatan dengan lahirnya Isa Al Masih.
• Kaisar Romawi berikutnya adalah Kaisar Nero (54-68 SM), Kaisar Nero terkenal sangat kejam dan membunuh para pemeluk agama Kristen.
• Kaisar Kaligula, terkenal kekejamannya
• Kaisar Vesvasianus (69-79 M), terkenal karena penindasannya terhadap bangsa Yahudi di Palestina, sehingga bangsa Yahudi terusir dari negerinya dan menyebar ke penjuru dunia
• Kaisar Hardianus (117-138 M)
• Kaisar Konstantin Agung (306-337M)
• Kaisar Theodosius (378-395M).
Pada masa Theodosius Romawi dibagi menjadi 2 : Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Romawi Barat jatuh tahun 476 M oleh Odoakar seorang panglima tentara sewaan Jerman, Romawi Timur jatuh tahun 1453 M ke tangan Turki dan berubah menjadi Istambul.

B.3. Hasil Kebudayaan Romawi
Kebudayaan Romawi merupakan perpaduan antara kebudayaan Yunani kuno dan Romawi. Misalnya :
• Nama-nama Dewa : Dewa Zeus diganti Jupiter, Aphrodite diganti Venus, Ares diganti Mars.
• Nama-nama bulan:
a) Januari = Jenus yaitu dewa bermuka dua,
b) Februari = Februa yaitu pesta makan menyambut tahun baru dan angka-angka Romawi
c) September = septe yang berarti 7
d) Oktober =Okto yang berarti 8.
e) Pada jaman yulius Caesar urutan bulan diubah karena dia ingin memasukan namanya yaitu Juli = 7,
f) Begitu juga masa Octavianus, Agustus = 8. Hal ini menyebabkan kacaulah urutan bulan.
• Organisasi Negara dan Kemiliteran, pendidikan, kesenian, filsafat ilmu pengetahuan, dan hukum (Codex Justinianus)

Valla, Lorenzo
Valla, Lorenzo (lōrān'tsō väl'lä) [kunci], c.1407-57, Italia humanis. Valla tahu Yunani dan Latin dengan baik dan telah dipilih oleh Paus Nicholas V untuk menterjemahkan Herodotus dan Thucydides ke Latin. . Dari awal bekerja, dia adalah wakil bernafsu untuk humanis baru yang berusaha untuk belajar bahasa dan reformasi pendidikan. Dari akhir 14. Sen melalui 16.., Yang humanists penelitian teks klasik dari jaman dahulu, percaya bahwa semangat kali Greco-Roma yang telah hilang pada abad dapat bangkit.. Dengan berkonsentrasi pada disiplin humanistik puisi, retorika, etika, sejarah, dan politik, mereka diklaim khusus untuk martabat manusia dan melakukan.. Dalam merintis kerja kritikan, Valla membuktikan bahwa tersangka Donasi panjang dari Constantine (lihat Constantine, dari Donasi) adalah seorang pemalsuan Latin karena teks ditulis empat abad setelah kematian Constantine., sebuah dialog dalam tiga buku yang senang menganalisa dan menawarkan humanis dan kutukan dari scholasticism monastik asceticism. dalam nada, ia diterima dengan permusuhan. De libero arbitrio menunjukkan bahwa teologi sengketa melalui ilahi sebelumnya dan manusia tidak akan dapat diselesaikan.  Karya besar-Nya, enam buku yang Elegantiae linguae latinae (1444), was a brilliant filologi pembelaan dari klasik Latin di mana dia contrasted yang elegan dari Roma kuno 'karya-khususnya dari Cicero dan Quintilian dengan kejanggalan-abad dan dari Gereja latin.. Ini bekerja secara sangat besar berpengaruh berlari ke 60 edisi sebelum 1536. Valla dari penyelidikan ke dalam tekstual kesalahan dalam terjemahan Injil dlm bahasa Latin spurred Erasmus untuk melakukan kajian terhadap Yunani Perjanjian Baru.